Bagaimana kita mendesain logo yang sempurna? Sangat mustahil untuk membuatnya pada percobaan pertama. Dibutuhkan beberapa iterasi dan upaya sebelum klien akhirnya menetapkan logo final. Skenario ini cukup khas dalam semua aspek kehidupan. Keberhasilan dan Kegagalan adalah dua sisi mata uang. Kami telah melihat bagian kami dari keduanya, dan telah memanfaatkan pengalaman untuk kemajuan umat manusia.
Ada juga contoh di mana desain yang salah telah berhasil menarik perhatian konsumen. Namun, beberapa desain memang salah, dan harus dihindari dengan segala cara. Desain-desain ini dapat berfungsi sebagai platform pembelajaran yang berguna bagi komunitas desain.
Font polos
Ini adalah kesalahan umum di antara bisnis ibu dan pop. Sangat wajar bagi orang untuk berasumsi bahwa font warna akan memenuhi syarat sebagai logo. Mereka menyoroti nama lengkap perusahaan dengan font artistik dan percaya bahwa itu memunculkan sifat-sifat logo. Ketidaktahuan ini bisa merugikan dalam jangka panjang. Font yang dipilih untuk desain logo dilakukan berdasarkan target audiens, visi merek, dan portofolio produk. Font tebal atau 3D tidak akan pernah berhasil.
Mnemonik literal
Mnemonik atau ikon menambahkan elemen menyenangkan ke logo design. Mereka menetralisir keseriusan logo, dan membantu konsumen untuk memahami logo dalam durasi yang lebih singkat. Mnemonik ini umumnya dibuat khusus untuk memenuhi persyaratan merek. Meskipun ada ikon-ikon tertentu yang merupakan representasi simbolis dari sektor-sektor tersebut, tidak ada aturan yang pasti bahwa mereka harus dimasukkan. Beberapa perusahaan menggunakan mnemonik literal yang tersedia secara online, dan ini adalah bencana total.
Mulai mendesain logo Anda
Penyelarasan yang ganjil
Industri desain dengan senang hati menyambut kekacauan dalam pekerjaannya. Orang-orang telah belajar untuk menghargai keindahan di dalamnya. Namun demikian, kekacauan itu harus teratur, dan harus ada beberapa simetri di dalamnya. Desain logo dibuat dalam bidang horizontal karena suatu alasan. Itu membuatnya lebih tenang untuk masuk ke dalam berbagai kolateral. Konsumen memiliki afeksi yang lebih baik pada logo ketika logo itu menyenangkan dan bebas stres bagi mata. Penyelarasan vertikal atau tanpa bentuk adalah hal yang pasti tidak ada dalam industri ini.
Jarak huruf
Spasi di antara setiap huruf memiliki makna psikosomatik yang tersembunyi di dalamnya. Ini adalah alasan utama kita merasa santai untuk membaca beberapa buku sementara merasa tertekan di buku lain. Logika yang sama berlaku untuk huruf-huruf dalam desain logo. Mempertahankan keseragaman dengan jumlah ruang putih yang tepat sangat penting. Ini akan meningkatkan faktor keterbacaan dan juga membuatnya menarik bagi pemirsa. Jarak antar huruf yang tidak rata harus dihindari dengan segala cara.
Elemen yang menggantung
Mungkin mustahil untuk mencapai garis lurus yang sempurna ketika membuat logo khusus. Ada beberapa overspills yang tidak bisa kita hindari, dan itu menambah nilai lebih pada keseluruhan entitas. Harus ada sinkronisasi antara nama merek dan ikon. Jika ikon tidak ditempatkan selaras dengan konten, maka itu akan menjadi bencana. Mnemonik dapat ditempatkan sebelum atau sesudah nama merek untuk visualisasi yang lebih baik. Konektivitas sangat penting dalam hal perancangan logo.
Penempatan yang tidak merata
Apa faktor umum yang terlihat dalam semua desain yang signifikan? Ada garis tak terlihat di mana logo dan mnemonik ditempatkan. Garis ini tidak harus lurus. Bisa berupa garis lengkung atau bahkan lingkaran. Namun, garis ini tidak bisa diatur dalam urutan yang acak. Hal ini bisa membingungkan bagi pemirsa dan mengganggu keselarasan ketika digunakan dalam kolateral lainnya. Mempertahankan beberapa urutan dalam seluruh desain sangatlah penting. Bahkan logo dari merek-merek besar telah gagal karena penempatan yang tidak merata ini.
Beberapa ikon
Ikon yang digunakan dalam desain logo dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan individu perusahaan. Mungkin ada banyak elemen yang digunakan dalam proses pembuatan. Namun, itu disatukan untuk membentuk satu mnemonik yang mengkomunikasikan pesan yang dimaksud. Penggunaan ikon-ikon ini sebagai elemen individual dan menggunakan lebih dari dua mnemonik adalah contoh klasik dari desain logo yang buruk. Tidak peduli seberapa baik penempatannya, itu tidak mencapai tujuan.
Penempatan tagline
Tagline adalah pernyataan satu baris dari visi merek. Ini dapat dimasukkan sebagai bagian dari logo, dan posisinya memainkan peran penting dalam keberhasilan logo. Tempat yang ideal untuk memposisikan tagline akan berada di bagian bawah. Bagian samping terlalu kecil untuk memuat konten, dan bagian atas bukanlah tempatnya. Itu harus selalu di bawah nama merek untuk memastikan visibilitas yang tepat.
Pilihan warna
Warna memberikan kehidupan dan nilai pada desain logo. Biasanya, dua warna digunakan dalam logo selain hitam dan putih. Kedua warna ini harus saling melengkapi dan menyempurnakan desain logo. Nuansa tidak boleh terlalu kuat karena akan meningkatkan tekanan pada mata. Merek dikenal menggunakan rona untuk font dan yang lainnya untuk mnemonik. Meskipun penggunaan beberapa warna tidak dilarang, namun tidak disarankan. Penggunaan ini dapat mengganggu pesan merek dan dapat menyebabkan dampak yang signifikan dalam kolateral.
Kesimpulan
Desain logo menciptakan kesan pertama perusahaan. Ini memiliki kekuatan untuk membuat atau menghancurkan citra merek. Ada aturan penting dari desain logo yang harus Anda hormati. Sebagian besar konsumen tidak menghargai desain logo yang bagus. Namun, desain yang buruk memang mendapatkan kritik, dan mereka dapat menciptakan dampak negatif pada produk. Hal ini cukup menular, dan kehati-hatian harus diambil untuk membuat pilihan yang tepat. Pendekatan ini bahkan diperlukan saat membuat logo khusus untuk kampanye tertentu. Melalui eksperimen dan keunikan yang didorong, penting untuk membuatnya menarik secara intelektual dan menyenangkan secara estetika. Perusahaan dapat mengatur sesi umpan balik di antara karyawan dan konsumen untuk memahami apakah mereka berada di jalur yang benar.
Mulai mendesain logo Anda